Kamis, 28 November 2019

SOAL SIMULASI 1 UAMBNBK 2019 AL-QURAN HADITS

Silakan download SOAL SIMULASI 1 UAMBNBK 22 Nopember 2019 Mata Pelajaran AL-QURAN HADITS dalam format WORD dan PDF di link berikut :

https://drive.google.com/file/d/1wK6lEJnievN5gnv_iem6GnQM6QA0bkIg/view?usp=sharing

Selasa, 08 Februari 2011

Kecerdasan Emosi

Kuasai Kecerdasan Emosi Anda!

Dikuip dari : Anne Ahira – anneahira.com; asianbrain.com

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan.
Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.


Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.


Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya. Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya. Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang  *tidak tampak*.


Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya. Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"), dikenalkan melalui pasar dunia. Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....

Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.


Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top"
. Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus...



Anda ingat depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan. Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.

Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka.

Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya. Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada "intangible asset" yang tetap dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!

Apa yang terjadi selanjutnya? Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya.
Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar. Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".


Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya. Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)


Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan. Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada setiap orang dan bisa dikembangkan.


Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:
1. Selalu hidup dengan keberanian.
    Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan
    membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu bertanggung jawab dalam
    segala hal.

    Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan
    mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah.
"being accountable is being dependable"
3. Berani keluar dari zona nyaman.
    Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak
    hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
    Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan
    bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.

5. Bersikap rendah hati.
    Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.

So, kuasailah kecerdasan emosi Anda! Karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan Anda menuju sukses dan
juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)

Rabu, 02 Februari 2011

You are What You Think - Anda adalah Apa yang Anda Pikirkan


Putuskan Benang Itu!

Dikutip dari : Anne Ahira – asianbrain.com; anneahira.com
"Seutas benang itu sesungguhnya hanya
ada dalam pikiran Anda!"

Ada kisah nyata tentang seekor gajah.
Sejak kecil ia sudah dirantai kakinya
dengan seutas rantai sepanjang 4 meter.

Apa yang terjadi ketika rantai itu
diganti dengan seutas benang?

Gajah itu tetap saja berkeliling & tidak
berani melangkah keluar dari area
lingkaran 4 meter tersebut!

Dari kisah ini, pelajaran apa yang
bisa kita ambil?
Maaf, saya tidak bermaksud menyamakan
diri kita dengan seekor gajah. :-)

Namun bisa jadi, kita pun memiliki
'keterbelengguan' dengan seutas tali
yang mengikat diri kita!

Kita tidak berani keluar dari zona yang
dianggap nyaman. Meski sesungguhnya,
kita bisa melakukan banyak hal hebat
dari perkiraan kita!

Mari kita jujur pada diri sendiri,
berapa banyak kesempatan yg sebenarnya
hadir, melintas di depan Anda, namun
Anda tidak mempedulikannya?

Anda mungkin menganggap peluang itu
'terlalu tinggi' untuk Anda, dan
merasa tidak pantas berada disana.

Atau mungkin Anda malah merasa tidak
mampu untuk melakukan hal itu padahal
sama sekali belum pernah mencobanya?

Kita semua tahu, segala hal yang
menurut kita 'begitu hebat', seringkali
tidak selalu seperti yang kita
bayangkan.

Atau hal yang kita anggap sulit,
kadang sebenarnya sangat gampang!

Ada dua kunci dalam hal ini :
1. Anda akan bisa jika Anda berpikir bisa
2. Anda akan gagal jika Anda berpikir gagal

So, jangan menyalahkan siapapun jika
kesuksesan belum menghampiri diri kita.
Sebab, faktor utamanya terletak pada
diri kita sendiri.

Oleh sebab itu, perhatikan dengan
seksama, dan tanya pada diri sendiri,
adakah seutas benang yang telah
membelenggu diri kita selama ini?

Jika ya, maka segeralah untuk putuskan
benang itu!

Cobalah bergerak maju dari lingkaran
yang selama ini kita buat dan telah
membelenggu diri kita sendiri!

Peluang itu sebenarnya selalu hadir
kapan saja. Namun, karena kita selalu
saja menutup mata, telinga, dan pikiran
kita, maka peluang itu akan terlewat
begitu saja!

Jika Anda masih saja ragu untuk
melangkah, cobalah untuk melatihnya
sedikit demi sedikit. Dan jika Anda
sudah yakin, maka segeralah berlari cepat,
keluar dari keterbelengguan Anda!

Jika sudah seperti ini, maka siapa lagi
yang diuntungkan, jika bukan Anda
sendiri? :-)

Selasa, 25 Januari 2011

Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah?


Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah?

Dikutip dari : Anne Ahira – asianbrain.com
"The difference between a successful person and others is in a lack of will"
~ Vince Lombardi, Football Coach

Tidaklah penting berapa lama kita hidup! Satu hari, atau seratus tahun...
Hal yang benar-benar penting adalah APA yang kita telah kita lakukan
selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain!

Kebanyakan manusia cukup puas hanya dengan...  Lahir - Hidup - dan lalu meninggal. Hingga akhirnya yang tertinggal hanya tiga baris di batu nisannya :  Si X, lahir tanggal sekian, dan meninggal tanggal sekian!
Inginkah Anda menjalani hidup apa adanya seperti itu? Seperti apa Anda mengukir sejarah?
Ada 3 hal yang bisa membedakan Anda dengan kebanyakan orang dalam mengukir sejarah, yaitu... Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan.
1. Kemauan
Kemauan menjadi kata kunci yang paling penting dalam menentukan sejarah hidup Anda. Anda mau menjadi apa? Seperti apa? Dan di mana? Tentunya hanya Anda yang paling mengetahuinya!
Cobalah catat semuanya. Baik itu melalui memori, diary, atau melalui selembar kertas sekali pun! Anda pasti punya kemauan! Jangan pernah katakan Anda tidak punya kemauan. Hidup itu terlalu pendek untuk disia-siakan.
2. Keilmuan
Percaya, segala sesuatu itu pasti ada ilmunya! Jika Anda punya kemauan dan memiliki ilmunya, maka segala usaha akan tercapai dengan lebih baik.
Itu sebabnya Anda harus mau belajar dan belajar. Anda bisa belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar, mengenal, memahami, dan mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan Anda, begitu juga bagi
orang lain.
Dan satu lagi....
3. Kesempatan
Jika kemauan ada, keilmuan ada, maka tinggal kesempatanlah yang memutuskan apakah Anda bisa mengukir sejarah dengan baik atau tidak.
Kesempatan ini bisa datang dari mana saja, tergantung kecekatan Anda dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Kita tahu, seringkali kesempatan itu hadir, tapi kita tidak mampu memanfaatkannya dengan benar, karena keilmuannya kurang, meski keinginan kita itu sebenarnya sudah besar.
Jika ini terjadi, tidak jarang orang menyesal dan kadang menjadi berfikir bahwa nasib selalu tidak berpihak padanya.

Sebenarnya tidak demikian Anda! Dia hanya tidak tahu bagaimana cara menyatukan 3K! Yaitu...  Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan!
Nah, sekarang Anda tahu, apa yang harus dilakukan untuk bisa mengukir sejarah dengan baik dalam hidup Anda! Padukan antara kemauan, keilmuan dan kesempatan. Jika kemauan sudah ada, keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu sebenarnya bisa dicari dan diupayakan! Dan percaya... ketika ketiga unsur ini berpadu dalam hidup Anda, maka sejarah kebesaran tentang Anda telah dimulai. :-)
Selamat mencoba!